Minggu, 19 Agustus 2012

MEMUPUK SOSIAL-EMOSI USIA 3 – 4 TAHUN

Topik utama anak pada usia ini adalah berteman. Ia senang berhubungan dengan orang lain dan keterampilan sosialnya berkembang dengan berarti. Relasinya dengan teman-teman sebaya mengembangkan rasa percaya dirinya. Itu membuatnya tidak terlalu malu bila bertemu dengan teman atau orang dewasa yang baru dikenalnya. Kemandiriannya pun berkembang baik. Anak sudah mampu melakukan dengan baik kegiatan di kamar mandi, seperti buang air kecil atau cuci tangan. Demikian pula dengan kegiatan bantu diri seperti mengenakan pakaian atau makan sendiri.
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk mendukung sikap baik anak terhadap orang lain. Ibu dan bapak dapat menunjukkan bahwa sikapnya yang peduli sangat berarti bagi orang lain. Contoh, jika ia tidak hanya membawakan kue untuk dirinya sendiri tapi juga untuk ibu-bapak. Sampaikan kepada anak, bagaimana senangnya perasaan ibu-bapak. Anak akan berperilaku baik kepada orang lain jika ia menyadari dampak dari perilakunya. Misal, berikan pujian kepada anak ketika ibu-bapak melihatnya membantu teman. Periode ini adalah saat yang tepat untuk mengembangkan keterampilan bantu dirinya. Anak sudah dapat berlatih mengendalikan keinginannya untuk buang air kecil di siang hari dan ini saat yang tepat baginya untuk berlatih agar tidak mengompol di malam hari. Kuncinya adalah pada ketetapan dari ibu-bapak. Selain juga dukungan bahwa ia bisa melakukannya dengan baik.

Beradu pendapat sering terjadi pada anak usia ini. Anak perlu mengetahui dan memahami cara beradu pendapat tanpa penyerangan. Reaksi awal ketika anak menghadapi penolakan dari temannya dapat berupa penyerangan fisik, seperti memukul, meninju, atau menggigit. Selain itu, dapat juga berupa penyerangan non lisan, misalnya berteriak atau mengejek. Bantu anak untuk mengatasi perilaku menyerang sehingga dapat mengatasi konflik dengan cara yang tidak merugikan orang lain. Berikan penjelasan kepada anak bahwa ibu-bapak sangat tidak setuju pada perilaku menyerangnya terhadap orang lain. Ini penting diketahui oleh anak. Jelaskan pula bahwa temannya akan marah dan tidak mau bermain lagi dengannya bila ia bertindak menyerang.

Ibu dan bapak dapat berlatih bersama anak cara menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa bersikapmenyerang . Misalnya, ketika ada temannya yang ingin merebut mainan, minta anak untuk mengatakan, “Aku sedang main dengan mobil-mobilan ini. Nanti gantian kalau aku sudah selesai ya.” Bila perilaku ini tidak berhasil, maka anak dapat meminta bantuan kepada orang dewasa yang terdekat untuk membantu menyelesaikan persoalan ini.
Kegiatan perangsangan yang dapat dilakukan:
  • Baca buku cerita dengan tema sosial. Temanya tentang berbagi mainan dan bermain bersama. Tema ini akan membantu anak untuk berpikir mengenai pertemanan yang ia lakukan. Ibu dan bapak juga bisa membantunya dengan memberikan pertanyaan atau berdiskusi mengenai tema tersebut.
  • Hindari permainan dengan senapan atau pistol. Bukti dari penelitian menunjukkan bahwa anak yang bermain dengan mainan yang masuk kelompok senjata tajam juga menunjukkan perilaku menyerang ketika berhubungan dengan temannya. Demikian pula jika menonton tayangan yang mengandung unsur penyerangan. Meskipun itu hanya film kartun, anak pun akan menirunya. Ingatlah bahwa anak belajar dari meniru.
  • Hindari memotong pembicaraan. Lambat laun anak akan mempelajari bahwa bercakap-cakap dengan orang lain membutuhkan keterampilan mendengar. Jika ia memotong pembicaraan ibu-bapak, acuhkan saja tetaplah berbicara sampai kalimatnya selesai. Setelah itu, berikan kesempatan kepadanya untuk berbicara. Anak akan memahami bahwa untuk berbicara pun ia harus bergantian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar